Kisah Horor Gedung RS Tembakau Deli yang Lama Terbengkalai

RSU Tembakau Deli yang berada di Jalan Putri Hijau, Kecamatan Medan Barat telah lama terbengkalai. (Foto : dok. Google).


Kisah keangkeran RS Tembakau Deli dari zaman ke zaman di mana RS Tembakau Deli hanya menangani pasien yang berpenyakit ringan. Pada tahun 1901, kembali dibangun satu gedung besar untuk pasien penderita penyakit parah.


Kemudian pada tahun 1915 Rumah Sakit Deli Maatschappaij ditetapkan sebagai rumah sakit laboratorium penyakit tropis.


RSU Tembakau Deli yang berada di Jalan Putri Hijau, Kecamatan Medan Barat telah lama terbengkalai dan dipenuhi semak belukar.


Seorang petugas jaga yang tidak mau disebut namanya akibat takut ditegus mengataka, RSU Tembakau Deli itu punya segudang kisah mistis. Namun, dirinya enggan bercerita lebih jauh kejadian-kejadian mistis yang pernah terjadi di RS ini.


Terpisah, warga sekitar RS ini juga mengatakan RSU Tembakau Deli memang cukup ngeri di malam hari. Suasana yang gelap gulita, ditambah tidak adanya aktivitas membuat kesan angker begitu terasa.


Baru baru ini seorang videografer yang sedang mengambil gambar di RSU Tembakau Deli, mengaku alami kejadian mistis. Dirinya mengaku hasil rekamannya di beberapa lokasi di RSU Tembakau Deli hilang. “Salah satunya di poli anak yang berdekatan dengan ruang ICU,” kata Surya.


“Jadi pas aku buat liputan, enggak tahu ya ada suara-suara kletak kletek gitu. Tapi begitu didekati hilang enggak ada angin padahal. Begitu menjauh bunyi lagi,” sambungnya.


Surya mengaku, ada empat lokasi yang ia ambil gambar dan semua video dokumentasi hilang secara misterius. “Di empat lokasi itu gambarnya hilang. Jadi terpaksa harus ambil gambar ulang,” bebernya.


Surya pun berusaha berfikir positif, disebutnya bisa saja mungkin suara tang terdengar suara seng. “Tapi memang anehnya enggak ada angin dan hujan suara seng bunyi gitu, kletak kletek,” katanya.


Sejarah Rumah Sakit Tembakau Deli


Memang, Kota Medan memiliki banyak bangunan cagar budaya, dan di antara bangunan tersebut merupakan ikon Kota Medan. Selain itu, beberapa bangunan cagar budaya di Kota Medan, juga menjadi tempat berswafoto sebagian wisatawan yang datang ke Kota Medan.


Tak hanya sebagai tempat berswafoto, bangunan-bangunan tersebut juga memiliki nilai edukasi tentang peradaban Kota Medan. Satu di antaranya, Bangunan Rumah Sakit Tembakau Deli yang merupakan Rumah Sakit modern pertama di Pulau Sumatera saat zaman Hindia Belanda.


Dalam hal ini, Badan Warisan Sumatera, Ibu Isnen mengatakan bahwa Rumah Sakit (RS) Tembakau Deli yang terletak di Jalan Putri Hijau, Kelurahan Kesawan, Kota Medan di bangun pada tahun 1885. Pembangunan RS tersebut dibangun sejalan dengan pengembangan Kota Medan sebagai Pusat Industri Perkebunan.


Rumah Sakit tersebut merupakan RS yang melayani buruh-buruh Perkebunan dan Buruh-buruh dari Eropa pada masa Hindia Belanda. Kemudian, RS ini diperkarsai ole Mr. Ingermann yang menjabat sebagai General Manager di Perusahaan Deli Maatschappaij dan Perusahaan ini merupakan Perusahaan Tembakau pertama.


Awalnya Rumah Sakit Tembakau Deli hanya menangani pasien yang berpenyakit ringan. Pada tahun 1901, kembali dibangun satu gedung besar untuk pasien penderita penyakit parah. Kemudian pada tahun 1915 Rumah Sakit Deli Maatschappaij ditetapkan sebagai rumah sakit laboratorium penyakit tropis.


Pada perkembangannya rumah sakit Deli Maatschappaij berubah nama menjadi Rumah Sakit Tembakau Deli yang berada dibawah naungan PTPN II (Persero). Seiring perkembangan waktu, pada tahun 2011 Rumah Sakit Tembakau Deli tersebut berhenti beroperasi dan ditetapkan sebagai Cagar Budaya oleh Pemerintah Kota Medan.


Walaupun sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya, terlihat kondisi bangunan RS tersebut sangat memperihatinkan. Hal ini juga dikatakan salah satu warga Kota Medan, Syaputra, bahwa terlihat jelas bangunan RS Tembakau Deli ini sangat miris, dan sangat tidak terawat.


Selanjutnya, Andiano sebagai warga Kota Medan juga mengomentari bahwa gedung yang termasuk cagar budaya seharusnya dirawat dan bangunan tersebut dapat menjadi sumber edukasi terkait peradaban Kota Medan.


Tak hanya itu saja, Syaputra juga mengatakan bahwa bangunan Rumah Sakit Tembakau Deli ini juga dapat dijadikan menjadi tempat atau objek wisata Kota Medan.


Dengan dijadikannya bangunan tersebut menjadi objek wisata, maka pendapatan dan pertumbuhan ekonomi semangkin meningkat. Kemudian, salah satu seniman Kota Medan, Aryoga juga mengatakan opininya merawat bangunan cagar budaya merupakan suatu representasi tindakkan dalam berseni, sebab, prodak seni memiliki nilai estetika.


(Dikutip dari berbagai sumber)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama